Skip to main content

Sinopsis Investigation Couple / Partners for Justice ep 5

All content from MBC



Jaksa Eun lagi kencan buta kaget saat memegang hapenya sudah ada 38 panggilan dari dokter psikopat. Ia pun mengangkatnya. Sang dr Baek meminta surat kuasa autopsi karena ia mencuri jasad dan panggilan langsung dimatikannya. Jaksa Eun yang mendengar kebutuhan mendesak hendak pergi eh ada sang ibu dari pihak lelaki. Yang mana ia sangat meminta menjadi mantunya sampai menyerahkan 3 juta dollar dengan syarat keluar dari kejaksaan dan jadilah istri dan ibu dari anak- anaknya nanti. Melihat itu, jaksa Eun dengan sopan menolak halus bahwa sang lelaki putranya memiliki kerendahan hati yang lemah (pesimis) sepertinya kakeknya yang kaya tidak mencoba ke cucunya untuk mengambil inisiatif. Saat berdiri ia berkata bahwa kecerdasan tak hanya dari ibunya saja.

Hukum Casper : kecepatan pembusukan


Jaksa Eun dengan sangat ngebut ke BFN. Sesampainya sudah ramai dengan teriakan ribut Il Nam, Yu Nam dan Hu Nam. Jaksa Eun segera membuka small bag dan meminta maaf bahwa surat kuasa autopsi terlipat karena tasnya kecil. Ketiga ibu paruh baya kesal bagaimana bisa seperti ini. Kepala BFN dr Park langsung mengambil surat kuasa bisa dijadikan komplain atas ketidaknyamanan dalam hal tindakan autopsi. Ketiga ibu tadi keberatan karena keluarganya tidak menginginkannya. Jaksa Eun yang penasaran penyebab kematian ingin autopsi kenapa kalian tidak? Jika tidak menuruti aturan bisa dipidana pasal 163.


Jaksa Eun memperkenalkan diri pada kepala BFN sekaligus izin ke ruangan autopsi. Di ruangan autopsi ia kesal dengan dr Psikopat dr Baek yang hanya peduli surat kuasa sampai nelpon 38 kali. dr Baek juga kesal langsung membuka jasad hingga bau keluar. Kontan Jaksa Eun menutup hidup mual. Namun dr Baek mencium bau parfum jaksa Eun segera mengusirnya. Asisten Jung menjelaskan bahwa aroma parfumnya mempengaruhi dalam pembusukan autopsi. Mau tak mau jaksa Eun keluar. Ia menyambut ketiga ibu paruh baya tadi bagaimana ia tak ingin mengetahui penyebab kematian. Merasa kesal dengan ocehannya. Jaksa Eun berkata 'apakah kalian tidak mencium sesuatu?' sambil mengendus di depan mereka lalu menyodorkan lengannya karena memiliki bau jasad adiknya Deuk Nam. Kontan ketiga ibu tadi menutup hidung. Jaksa Eun heran dengan mereka katanya tidak mau pisau bedah menyentuhnya tapi kenapa kalian cuma bau sampai menutup hidung. Penyidik Kang melihat itu semua tersenyum dan menyuruh mereka menunggu hasil autopsi. 


Jaksa Eun melihat proses autopsi dari dr Baek mengendus bau sampai memeriksa dan mengukur di setiap ukuran rangka tulangnya. Namun anehnya jika meninggal di rumah sakit bagaimana bisa ada retakan pada tengkorak besar sekali sampai penyok. dr Baek meminta pemindaian 3D untuk melihat kerusakannya.



Detektif Cha kesal bagaimana bisa dr Baek mencuri jasad namun melihat jaksa Eun dandan cantik ia kagum sampe Penyidik Kang menutup mulutnya. dr Baek menemui mereka bahwa ada kerusakan pada tengkoraknya. Penyidik Kang menuding ketiga ibu tadi yang membunuhnya. Diiyakan oleh jaksa dengan motif warisan. dr Baek marah dikira ia menulis novel. Pokoknya selama belum ada bukti jangan membuat prasangka. Asisten yang gendut Jung Sung Soo menanyakan bahwa pihak kremasi meminta kembali jasad yang di autopsi tapi ditolaknya. Penyidik Kang heran kan sudah selesai autopsinya. Asisten Jung menjelaskan terkadang sulit mendapatkan sampel DNA di saat jasad membusuk


Jaksa Eun, Penyidik Kang dan Detektif Cha melihat semacam upacara lalu ia nimbrung diikuti yang lain. Penyidik kang nanya ke asisten yang gendut tadi kalian sedang apa? Ia menjelaskan bahwa setiap tahun kami melakukan upacara pemakaman untuk mengenang jasad yang telah diautopsi. Penyidik Kang mengerti padahal tiap ke BFN sering melihat ini tapi gak tahu apa yang mereka lakukan. Jaksa Eun kaget dengan kehadiran dr Baek yang khidmat padahal kelakuannya seperti psikopat. 


Kepala BFN dr Park setelah selesai membaca puisi tentang kembali ke langit yaitu prosesi rangkaian upacara berdiri di samping dr Baek. Dikira dr Baek tak akan mengikuti upacara ini. dr Park bercerita dulu semuda dulu ada seorang berandal masuk ruang autopsi sampai bertarung nyawa. Tapi gak sampai curi jasad balas dr Baek jika keberatan ia bisa memecatnya. Memang kau pergi ke mana? Aku bisa di universitas perdesaan. Aku tak pernah menganggap keluarga sebagai benda. Bukannya ia pandai menilai orang.


Scene flashback dimana dr Baek tangan kanannya diperban sambil duduk di atas bebatuan menghadap laut. dr Park menghampiri jangan menyiakan bakatmu sia sia. Bukannya ia tak bisa menyelamatkan orang balasnya. Bagaimana dengan orang mati? lalu meminjamkan buku kedokteran forensik dan pergi. Kembali ke scene semula. dr Baek bilang upacara sudah selesai dan pergi meninggalkan. Lapor dulu jika ingin curi jasad teriak dr Park. Jaksa Eun lalu menghampiri dr Park dikira upacaranya khidmat ternyata tidak ia kaget dengan banner bertuliskan manusia seperti bunga perlakukan dengan lembut. dr Park menjelaskan bahwa manusia yang mati pernah mekar di kehidupan itulah jadi pedoman ketika akan autopsi. Malamnya Jaksa Eun debat kusir dengan ibunya atas kencan buta yang dilakukan. Ia tak terima disogok 3 juta dollar. Ibunya heran seistimewa apa sampai seperti itu padahal calonnya dari keluarga baik- baik. Jaksa Eun belum ingin menikah karena ia baru sebulan jadi jaksa. Ibunya ingin ia menikah 


Keesokan paginya jaksa eun yang masih kesal sisa kemarin di mobil menyemangati diri bahwa ia lulusan terbaik, bahkan dengan sukarela masuk divisi kejahatan dan pidana. 


Di persidangan, jaksa Eun memaparkan bahwa Choi Hwa Ja mengambil sperma yang telah dibekukan oleh mendiang suaminya. Karena itu ia mendapat 20 juta dollar yang perlu mendapatkan persetujuan ketiga ipar kakaknya. Untuk itu kami inisiatif mengambil jasad Deuk Nam untuk test DNA. Namun untuk mengetahui jelas siapa ayahnya perlu waktu karena jasadnya membusuk. Tapi ada yang aneh saat pengambilan DNA ada keretakan pada tengkorak hingga terjadi kepenyokan. Diduga dari kekuatan luar bisa jadi karena pembunuhan. Kepala hakim meminta persetujuan pembela Choi Hwa Ja dan disetujuinya. Jaksa Eun kembali memohon untuk meminta datangkan ketiga ipar dan Choi Hwa Ja sebagai terdakwa pembunuhan Deuk Nam. Kontan ketiga ipar ibu paruh baya tak terima sampai teriak protes merasa difitnah. Hakim melihat itu menyetujuinya dan melayangkan protes kepada ketiga ipar tadi bahwa ia duduk di sini buka mendengar keluhannya. Choi Hwa Ja juga kaget pasrah.


Selesai persidangan Jaksa Eun cs dihadang ketiga ibu tadi sampai bertengkar protes tak terima yang ada jadi ribut sendiri sambil menuding sesama saudara punya motif untuk membunuh. Mendengar hal itu jaksa Eun bilang berarti kalian bertiga punya motif bisa jadi tersangka utama pembunuhan. Apakah kalian hadir di hari kematian Deuk Nam. Dijawabnya iya hadir. Berarti pembunuhan bisa jadi di ruang inap. Oleh Il Nam salah satu ketiga mengatakan siapa yang berani omong kosong tsb? 


Scene berada di ruangan dr Baek ditemani asisten gendut Jung Sung Joo sambil melihat ke monitor hasil pemindaian 3D keretakan tulang tengkorak. Asistennya menanyakan apa penyebabnya? Kurang tahu makanya segera cek lokasi di rumah sakit yang mana dipakai ruang inap Deuk Nam 3 tahun silam. Dengan rasa malas asisten Jung segera melangkah pergi sambil berucap akan ke RS Seon. Kaget mendengarnya menanyakan siapa dokter tanggung jawabnya? Lee Hye Seong. dr Baek berubah pikiran untuk ikut pergi. Asisten Jung mengumpat kesal bahwa nantinya akan lama


Jaksa Eun yang menemani pemindaian lokasi tkp kagum dengan alat yang canggih. Alatnya semacam tripod di titik tengah dengan sinar laser merah ke penjuru ruangan. Di monitor akan tergambar. Asisten Jung menjelaskan bagaimana nantinya kerusakan pada tengkorak disesuaikan dengan kondisi lokasi. dr Baek yang mendengar bosan pergi meninggalkan menuju ke ruangan dr Lee Hye Seong. Di ruangannya ada tiga dokter muda belajar ke dr Lee. dr Baek langsung masuk dan dr Lee menyuruh ketiga dokter muda pergi karena ia ada tamu. 


dr Baek menanyakan kejelasan bagaimana bisa Deuk Nam ada keretakan pada tengkorak sedangkan hasil kematian diduga syok pascaoperasi. dr Lee membela diri tidak ada namanya pendarahan ia tak terima dituduh malpratik sambil menyindir dr Baek baik- baik saja sepertinya cocok dengan orang mati. dr Baek pergi keluar sambil melihat ruang operasi bagaimana tangannya bergetar disaksikan dr Lee

Comments