Bisa dibilang ini film adatasi dari cerita Terkenal Layla Majnun. Dimana story line bener- bener disesuaikan dengan budaya Indonesia. Tak hanya itu imajinasi dari kedua tokoh yang tergila- gila dansuka berkhayal terhadap satu sama lain digambarkan pada film ini. Karakter wanita yang menggambarkan sosok Layla pun bener- bener identitas Wanita Jawa muslim di daerah. Reza Rahadian memerankan Samir, pria Aljibajizier yang belajar bahasa Indonesia apa ya dengan kemampuan aktingnya terasa canggung. Maaf ya Reza Rahadian dulu aku suka karyamu namun sepertinya untuk film ini terasa kurang puas nonton karyamu. Tapi bisa dibilang Acha dan Reza sudah kesekian kali main bareng, pernah nonton film Test Pack juga itu bagus.
Ada scene yang mengena buat aku saat Layla memperkenalkan kebaya yang mana menggambarkan identitas wanita Jawa sulit bergerak. Melihat hal itu, mahasiswa asing me-label pantas saja wanita jawa penurut. Langsung oleh Samir bahwa dib balik sikap penurutnya, ada hal- hal yang sangat prinsipel yang berusaha dijaga oleh mereka, dan dibalik sikap mengalahnya ada niat untuk menjaga keseimbangan di sekelilingnya.
Aku yang menonton itu juga bisa dibilang iya bisa dibilang tidak. Mungkin tuk era 90an sampai 20an awal oke tapi tuk era 2020an sepertinya sudah tidak relevan. Karena kebaya yang dipakai saat ini sudah lebih modern jadi karakter wanita juga lebih modern😆.
Film ini nothing special ✌️😅 aku nonton ini juga karena pernah baca buku Layla Majnun yang langsung dari penulis sebenarnya dan kangen juga chemistry Acha dan Reza Rahadian. Aku ga spoiler ya soalnya sebagai bentuk mendukung film ini, untung film ini rating bagus di netflix.
Comments
Post a Comment