Jaksa Do Ji An memeriksa mayat wanita secara seksama. Jang Sung Joo setelah mendokumentasikan hendak melepas ikatan pada pergelangan tangan si mayat wanita. Tapi oleh Jaksa Do ditahan bakalan menghilangkan bukti, dr Baek marah memangnya bakalan menggotong mayat dalam kondisi demikian ke dasar gunung, memangnya dia siapa sampai memerintahkan segala. Detektif Cha memperkenalkan jaksa Do di distrik timur sebagai pengganti jaksa Kang. Jaksa Do pun mengalah namun diminta saat melepas simpul ikatan dividiokan. Saat dr Baek melepas ikatan dan Jang Sung Joo memvidiokan ternyata sidik jari korban tak ada alias sudah dirusak. 
Di ruangan lorong BFN, Jaksa Do  ditelpon oleh kepala jaksa No Han Sin mengenai kehadirannya di kantor. Jaksa Do beralasan bahwa dia melihat ada mayat di bukit, jadi setelah proses autopsi bakalan kesana segera menutup telpon atasannya. Lucunya penyidik Yang malah menutup hidung yang membuat penyidik Kang, detektif Cha bingung padahal melihat di ruangan terpisah. 

dr Baek memulai autopsi. Si mayat mengalami anemia, ada bekas gigitan, dan luka sayatan dengan kedalaman 17,5 cm dan panjang 3,4 cm dan lebar 0,7 cm. Pergelangan tangan ada bekas ikatan dan sidik jari dirusak. Jaksa Eun Sol menanyakan apakah pelaku sengaja menyembunyikan identitas korban. Oleh Asisten Han tentu saja iya ngapain sampai merusak sidik jari. Di pergelangan kaki ada bekas ikatan. Di daerah kemaluan sudah robek tanda kekerasan seksual. Jaksa Eun Sol dan Detektif Cha meringis tertunduk mendengarnya. Jang Sung Joo untuk menyeka ke dalam vagina. Saat dilakukan pembedahan terdapat luka tusukan pada jantung. Lambungnya dibelah bahwa terdapat makanan yang belum dicerna. 
dr Baek dan Jang Sung Joo memberitahukan bahwa penyebab kematian Arteri subclavia dengan kata lain yang terluka dan jantung tertusuk sambil menunjukkan bukti sayatan. Bahkan bekas gigitan saja bersih dipastikan digigit setelah mati. Jadi tak ada DNA pelaku. Jaksa Do menanyakan perihal simpul ikatan sampai mempraktekkan pada tali dasinya karena simpul tsb ada di internet di kalangan militer, ia searching sebelum ke sini, bisa saja pelakunya orang profesional sampai bisa tahu lokasi arteri. dr Baek menambahkan ada kasus serupa seseorang dibunuh tepat jantungnya dan pelakunya guru TK. Jaksa Do beragumen bahwa dr Baek hanyalah gelar saja ( mungkin maksudnya makan gaji buta asal autopsi tidak melakukan analisa mendalam ). Asisten Han Soo Yeon membawa laporan bahwa tidak ada sperma bahwa dipastikan pelaku membersihkan jejak itu artinya pelaku orang profesional. Tapi identitas korban diketahui gegara masuk ke dalam database orang hilang. 

Ibunya datang dan menangis histeris mendengar kabar putrinya Hye Bin mengenaskan. Ia melaporkan hilang 2 hari yang lalu gegara saat selesai kerja part time tak pulang ke rumah. Jaksa Eun Sol prihatin. Jaksa Do melihat interaksi mereka dari jauh. 
Di kantor Kepala Jaksa No memberikan ucapan selamat datang atas kehadiran Jaksa Do sebagai wakil jaksa. Jaksa Do sok merendah bahwa dirinya sudah lima tahun berkarir dalam kasus narkoba. Ia ingin minta kasus Wuseong- dong sebagai kasus pertamanya. Kepala jaksa No mengatakan bahwa itu kasus milik jaksa Eun Sol. Jaksa Do berdalih bahwa Jaksa Eun Sol tidak bakalan objektif dan melibatkan perasaan dan emosinya buktinya saja saat autopsi tak berani melihat mayat bahkan mengobrol dan menemani sang ibu korban. Jaksa Eun Sol pun langsung menghafalkan bagaimana laporan autopsi secara rinci dan detail. Wah jaksa Do terkesima dan mengalah, jadi jaksa Eun Sol setelah melakukan penyelidikan bareng kepolisian Gangdonv untuk memberikan laporan padanya. 

dr Baek melihat hasil dokumentasi autopsi tadi sepertinya pisau yang digunakan bukan pisau biasa. Stella datang bersama Sung Joo bawa laporan jika korban gadis biasa tak menggunakan obat terlarang. Sung Joo heran dengan dr Baek yang memilih pulang dari awal. dr Baek malah nyolot memangnya dirinya mau bekerja terus- terusan. Langsung Sung Joo dan Stella pergi keluar ruangan. Di rumahnya, dr Baek membuka peti yang berisi berbagai pisau, pedang maupun belati. Hingga menemukan mirip sekiranya cocok dengan jejak sayatan. 

Di ruangan rapat para jaksa sedang mendiskusikan perihal kronologi kejadian korban Hye Bin berusia 20 tahun pencari kerja. Berhubung dia masuk gang kecil jadi tak ada cctv. Penyidik Yang meremehkan detektif Cha mestinya detektif Cha untuk tidak terpaku pada cctv saja, pokoknya meremehkan. Penyidik Kang membela memangnya bisa memulai penyelidikan tanpa bukti. Jaksa Do segera mengakhiri rapat dan meminta tolong sesuatu pada penyidik Yang. Penyidik Yang mengiyakan hal tsb. Jaksa Eun Sol penasaran tapi Jaksa Do tidak mau bilang jika hasilnya belum keluar.

Han Soo Yeon melakukan membubuhkan bubuk hitam pada barang- barang korban. Saat hendak membuka dompet, jaksa Do memberitahu tempat di mana kartu identitas hilang bisa saja ada sidik jari pelaku menempel dengan bersinggungan kartu ATM. Saat membubuhkan bubuk hitam pada kartu ATM, penyidik Yang datang dengan membawa gesper. Jaksa Do meminta tolong apakah ada sidik jari yang cocok pada sidik jari di gesper meski gespernya sudah 30 tahun. 
Sementara itu dr Baek ketiduran kecapekan memikirkan pisau yang digunakan pelaku. Jang Sung Joo datang bahwa ada kelanjutan hasil kasus Seong Hye Bin. dr Baek dan Jang Sung Joo bergegas ke ruangan tempat para jaksa berkumpul. Han Soo Yeon membawa hasil bahwa di kartu ATM ada 6 sidik jari dan salah satunya cocok dengan yang ada di gesper. 

Jaksa Do sudah menyangka bahwa pelakunya adalah pelaku pembunuhan berantai Wuseong. Semua kaget bagaimana bisa itu terjadi. Jaksa Do menjelaskan bahwa kasus dingin pembunuhan berantai Wuseong memiliki kesamaan dengan simpul ikatan, cara membunuh baik di sayat maupun gigitan bahkan dikubur juga. dr Baek tidak mau terburu- buru dengan itu dan mempersilakan Jaksa Do melakukan penyidikannya jadi dia pergi begitu juga Sung Joo dan Han Soo Yeon. Jaksa Eon Sol menyangka bisa saja itu peniru. Jaksa Do mengatakan Eun Sol bersikap objektif tapi ingat setiap kejahatan pasti ada kesalahan nah kesalahan itu menjadi cela buat kita. 

Jaksa Kang dapat telpon untuk menemui Baek Ho Chul yang tak lain ayahnya dr Baek. Baek Ho Chul tahu bahwa jaksa yang menemui ruangan Han Soo Hee dirinya. Ia meminta maaf atas keserakahan dan intimidasi atas putranya. Flashback dimana ayah dr Baek untuk meminta Han Soo Hee meninggalkan dr Baek karena ini kesempatan sekali dalam hidupnya bisa belajar ke Amerika. Han Soo Hee sambil memegang perutnya tersenyum kecut memandang ayah dr Baek. Jaksa Kang mengira bahwa Soo Hee mengandung anak dari kakaknya. Ayah dr Baek mengatakan bukan, saat keguguran melakukan tes DNA dan terbukti anaknya dr Baek. Jaksa Kang heran dengan sikap kakaknya yang mau menikah dan mengucapkan dirinya bakal jadi paman. 
Jaksa Do dan Penyidik Yang sangat kaget melihat banyaknya kerumunan wartawan di depan kantor kejaksaan. Mereka pasti sudah mengira mengetahui kasus pembunuhan berantai Wuseong dan pelakunya bisa melihat tv sekaligus memantaunya. Jaksa Do berjalan sudah dikerubungi wartawan dan mengatakan bahwa jaksanya di belakang. Penyidik Yang kaget mau tau mau menurut. Sementara itu, kasus pembunuhan berantai Wuseong kembali bangkit membuat heboh masyarakat di jalan, halte bis dan semua orang membuka smartphone mereka dan membaca beritanya. Jaksa Eun Sol kaget melihat wartawan meski dikelilingi tapi dia tak bersuara. 

Saat memasuki ruangannya dia sudah didatangi Penyidik Kang dan Cheon Mi Ho bahwa wartawan berkumpul di lobby padahal tidak tahu darimana informasi pembunuhan berantai Wuseong sampai trending di situs pencarian. 

Kepala Jaksa No marah karena informasi ini menjadi gempar. Jaksa Do mengakui dirinya sering bikin kegemparan hingga dijuluki. Jaksa Eun Sol menambahkan anjing gila, Doberman. Ditambahkan oleh jaksa Do bahwa Doberman, tidak akan melepaskan buronan setelah menggigit. Jaksa Eun Sol mengira itu peniru. Kepala Jaksa No tak peduli cepat tangkap pembunuhnya, dari pusat membentuk tim khusus untuk kalian bersama polisi untuk menangani kasus berantai pembunuhan Wuseong. 

direktur dr Park bersama dr Baek dan dr Ma. dr Park mengirim dr Baek untuk masuk tim khusus pembunuhan berantai Wuseong. dr Baek awalnya enggan karena tidak ada yang dilakukan untuknya. dr Ma menanyakan bukannya jika kasus besar pastinya membutuhkan orang ahli tak hanya sendirian. dr Park mengatakan itulah kenapa sudah ada dari utusan presiden. 
Ternyata yang dimaksud dr ahli yang pernah menangani kasus kecelakaan dr Baek, Pyo Soo Seong. Ia memiliki jejak rekam menangani kasus serupa tentang pembunuhan berantai Yoo Han Cheol. Detektif Cha menjelaskan kasus pembunuhan berantai Wuseong di tahun 1984 dan 1988 yang mana semua korban dibunuh dan semuanya wanita. Penyidik Kang menambahkan ada salah satu korban yang berhasil selamat yaitu Lee Kyung Ja dari kesaksiannya pelaku memiliki tinggi 180 cm dan seperti ini profiler wajah pelaku jika ditambah waktu sekarang mungkin berusia 50an dengan visual gambar tsb. 

Pyo Soo Seong maju bahwa pelaku memiliki kesamaan dengan sekarang dibuktikan pemotongan jarinya menghilangkan sidik jari dan pola menunda identifikasi korban selama mungkin. Di kasus pembunuhan berantai pertama di saat korban ketiga, pelaku menaruh mayat di bawah irigasi penungan dan kelima seterusnya hingga sekarang dikubur. dr Baek menambahkan bahwa pelaku menggunakan senjata unik tapi Pyo Soo Seong menanyakan tes DNA. Sung Joo menambahkan tidak ditemukan DNA dari pelaku. Pyo Soo Seong heran bukannya tugas forensik mencari DNA pelaku bukan pisau, menurutnya menangkap pelaku berantai dari pisau??