Skip to main content

Ilmuwan otak Jeong Jae-seung di All the Butlers/ Master in the House eps 214

Bila di episode sebelumnya membahas rumah majikan ilmuwan otak Jeong Jae Seung dan analisa otak para cast All the Butlers. Maka kali ini mengenai pilihan yang mana oleh otak diterjemahkan. Seperti penelitian beliau perihal tipe orang makan sushi. Dari yang makan terlezat hingga menyisihkan yang terenak posisi terakhir. Biasanya pilihan terlezat ditaruh di akhir anak sulung. Benar saja yang memilih Se Hyeong, Dong Hyun dan Seunggi. Berbeda dengan Su Bin dan Lee Jung anggota termuda makan terlezat terbih dahulu. Karena anak bungsu biasanya ga kebagian saat berbagi makanan dengan saudaranya makanya makan yang terlezat dahulu atau kakak mereka bakalan makan semaunya. Sedangkan anak sulung tak perlu memikirkan demikian makanya terlezat di akhir. 

Ada juga jika yang kesulitan memilih dinamakan sindrom Hamlet. Biasanya orang tsb menjadi demikian semasa kecil saat bersama ortu semua dipilihkan tak dikasih kesempatan untuk memilih. Makanya saat dilepas jadi bimbang. 

Kalian termasuk memilih pilihan memuaskan atau pilihan terbaik?? Nah prof Jeong mencoba membuat permainan diktator yang pernah dimainkan saat di KAIST. Jadi dikasih uang 100 dollar pecahan 10 lembar nah kalian bakalan membagi rasio 9:1 atau 10: 1. Anehnya Se Hyeong membagi uangnya rasio 5:5 ke Seung Gi. Lee Jung membagi 7:3 ke Dong Hyun. Lee Jung menolak pemberian Su Bin rasio 9:1 
Artinya manusia pada dasarnya tidak rasional. Biasanya diktator akan bertindak semau hati tapi kenapa ada yang memberi rasio 5:5 bahkan 7:3 karena diktator bermurah hati, kepentingan pribadi bukanlah yang utama. Kesenjangan si kaya dan si miskin makin buruk dikarenakan si kaya buat apa memberi mereka karena dirinya bekerja keras untuk itu. 

Ada fakta menarik tentang beliau yaitu selalu penasaran dalam hal makanan dan minuman. Ia membawa banyak sekali jus jeruk dari berbagai merek. Salah satu hobbynya yaitu tes buta menentukan yang enak. Penilaian kan subjektif karena selera orang berbeda. Saking penikmat jus jeruk, dia hapal betul merek dan kandungan jus jeruk. 
Kemudian rumahnya menarik, atap rumahnya itu lho sengaja didesain agar bisa diduduki atau diinjak agar bisa menikmati matahari terbenam. Kalau di Indonesia atap kek gitu ga cocok dengan iklim tropis yang panas dan hujan belum berangin kencang. 

Lucunya, saat waktu break 10 menit. Mungkin saking kebeletnya nabrak jendela pintu kaca untung tidak pecah. 

Beliau ini cerdas ya iyalah namanya juga profesor beliau mampu menjelaskan perihal keilmiahan suatu film. Jadi sewaktu film Gozilla, yang mana mengetes Gozilla hamil memakai test pack manusia. Mungkin terlihat ilmiah sebenarnya tidak, jadilah dia menulis email ke perusahaan test pack milik New York mengenai adegan tsb. Kurang dari 12 jam dibalas bahwa ia terkesan dengan scene tsb jika mau bawa Gozilla itu dan ia bisa dapat test pack gratis. Meski konyol mereka tertawa mendengarnya
Adegan Spiderman bisa saja terjadi dengan rekayasa genetika. Secara manusia mengeluarkan cairan namun cairannya kudu kental agar jaring- jaring laba kuat untuk diauyunkan maka kudu dikipasi wkwkwk
Mengenai robot kecerdasan buatan bahwa manusia musuhnya. Tentu saja kalimat tsb sudah diprogram ke dalam robot. Namun robot juga punya kemampuan bertahan hidup bisa saja manusia musuhnya secara ancamannya demikian. Makanya ada etika kecerdasan buatan. Seperti mobil otomatis, kan sudah ada nyetir tanpa manusia. Namun bila ada penyebrang tiba- tiba apakah bakalan ngerem mendadak melindungi penyebrang namun membahayakan sopir. Lalu buat apa mobil mahal tidak mampu melindungi sopir. Makanya aturan etika kecerdasan buatan dibahas. 

Menurut aku konsep diktator untungnya Indonesia mayoritas muslim, selalu diajarkan sedekah tak heran tahun 2021 jadi peringkat pertama negara dermawan. Semoga Indonesia tetap dermawan ya agar kensenjangan sosial tidak melebar. 

Comments