Langsung ke konten utama

Review Film Conan One-Eyed Flashback

Berikut ini review film Detective Conan: One-Eyed Flashback (+ kelebihan, kekurangan, pesan moral, karakter, dan apa yang bikin film ini “beda” dari film Conan sebelumnya). Kalau kamu belum nonton sama sekali, bakal ada sedikit spoiler ringan tapi tidak terlalu dalam.

Sinopsis Singkat


Film ini mengambil dua garis waktu:

10 bulan sebelumnya: 

Kansuke Yamato, seorang polisi dari Prefektur Nagano, sedang mengejar tersangka perampokan senjata setelah orang itu dibebaskan bersyarat. Dalam pengejaran di pegunungan salju, Yamato ditembak di dekat matanya yang kiri, lalu tertimpa longsoran salju, kehilangan ingatan atas kejadian tersebut. Luka mata kirinya itulah membuat dirinya buta sebelah. Kemana- mana pakai tongkat juga dari sini. 

Waktu sekarang: 

Ada peristiwa perusakan/penyerangan di observatorium (radio observatory) di daerah pegunungan. Yamato dan rekannya Yui Uehara menyelidiki. Di sisi lain, Kogoro Mouri mendapat telepon dari mantan kolega, Sametani, yang ingin membahas peristiwa longsoran—namun sebelum mereka bertemu, Sametani dibunuh. Conan lalu ikut turun tangan, membawa Ran dan bekerja dengan polisi untuk menghubungkan antara peristiwa pembunuhan, observatorium, longsoran, mata Yamato, identitas tersangka, dan ada juga keterlibatan agen-rahasia (PSB / agen keamanan publik) yang menyamar. 

Karakter & Peran Utama


Berikut beberapa karakter yang menonjol:

Kogoro Mouri: Di film ini, dia mendapat sorotan yang lebih serius; bukan cuma sebagai karakter komedi atau “bapak detektif lucu”, tetapi menghadapi konflik emosional karena kehilangan teman, dan beban moral atas keterlibatannya. 

Kansuke Yamato: Karakternya lebih kompleks karena trauma fisik & psikologis (luka di mata, kehilangan ingatan), perjuangannya untuk mengingat kembali apa yang terjadi dan mengungkap kebenaran. 

Yui Uehara: Ada hubungan emosional dengan Yamato, dan konfliknya terasa lebih manusiawi—bagaimana perasaan, rasa khawatir, dan reaksinya terhadap Yamato. 

Conan Edogawa dan elemen-elemen lain seperti polisi, agen rahasia, dan pihak-pihak yang menyamar ikut terlibat dalam investigasi, memberikan twist dan lapisan kompleksitas cerita. 

Apa yang Menarik / Beda dari Film Conan Sebelumnya


Beberapa hal yang membuat film ini terasa istimewa:

1. Fokus pada Kogoro

Seringnya, Conan yang jadi pusat, dan Kogoro sebagai karakter sampingan lucu. Di One-Eyed Flashback, Kogoro diberi ruang lebih besar untuk berkembang, menghadapi dilema pribadi, dan emosinya ditampilkan lebih nyata. 

2. Mystery yang lebih “nyata” dan kompleks

Ada banyak lapisan: kehilangan ingatan, injury (luka), insiden masa lalu, pengkhianatan, agen rahasia, motif emosional karena kematian seseorang. Petunjuk tersebar dengan baik, tidak terlalu dipaksakan, membuat penonton bisa mencoba menebak sambil berjalan menuju klimaks. 

3. Karakter dan hubungan antar karakter lebih mendalam

Hubungan Yamato-Yui, Kogoro-teman lamanya, dan bagaimana reaksi emosional muncul dari situasi bukan cuma aksi atau teka-teki. Memberikan sisi manusia dari karakter yang sebelumnya kadang hanya sebagai figur detektif / komik. 

4. Visual dan setting alam / pegunungan / salju

Lokasi “dingin”, observatorium, gunung bersalju, longsoran — suasana alam memberi efek dramatis yang kuat, berbeda dari banyak film Conan yang sering di kota atau setting perkotaan. 

5. Keterlibatan unsur politik / hukum

Ada tema tentang plea bargain, hukum, agen keamanan publik yang mungkin korup atau memiliki agenda tersembunyi. Ini menambah kedalaman cerita di luar sekedar membunuh, menyembunyikan, dan menemukan pelakunya. 

Dalam Detective Conan: One-Eyed Flashback, Biro Keamanan Publik (PSB / Public Security Bureau) ditampilkan agak abu-abu, bukan hitam putih jahat atau baik.

🔹 Kenapa terlihat “jahat”?

Ada agen PSB yang menyamar dengan tujuan tertentu, dan tindakannya kadang membuat polisi lokal atau bahkan Conan merasa curiga.

Mereka sering punya agenda sendiri, tidak selalu sejalan dengan kepolisian prefektur.

Terkesan dingin dan manipulatif, misalnya menyembunyikan informasi demi misi besar, walaupun itu merugikan pihak lain.

🔹 Kenapa bisa disebut “baik”?


Tujuan resminya tetap menjaga keamanan negara, melawan ancaman teroris, organisasi kriminal, atau kejahatan yang skalanya besar.

Walaupun caranya kadang keras dan menimbulkan korban samping, mereka bukan murni “villain” seperti Black Organization.

Dalam cerita, beberapa agen PSB justru membantu membuka fakta penting (meskipun sering tidak transparan di awal).

🔹 Jadi mereka apa?


➡ Bisa dibilang “antihero” institusional:

Tidak sekejam Black Organization yang jelas-jelas jahat.

Tapi juga tidak semurni Conan atau polisi Nagano yang tulus cari kebenaran.

Lebih tepat: mereka “abu-abu”, tergantung siapa yang memimpin, apa kepentingannya, dan dari sudut pandang siapa kita melihat.

Kelebihan


Emosional lebih kuat: adegan kehilangan, trauma, rasa bersalah & keinginan untuk memperbaiki masa lalu terasa nyata dan mengena. 
Cerita tidak terlalu klise: ada twist-twist bagus, motivasi pelaku yang bukan hanya “ingin uang / balas dendam biasa” tetapi terkait dengan keadilan/verasaan pribadi. 

Pengembangan karakter: terutama Kogoro dan Yamato; juga relasi antara polisi & organisasi beserta agen rahasia. 

Plot misteri bisa ditebak jika diperhatikan dengan teliti: petunjuk diberikan namun tidak terlalu jelas sehingga penonton ditantang. 

Skor & produksi visual: walau ada beberapa ketidak-konsistenan, secara keseluruhan tampilan artistik, animasi latar alam, adegan longsoran & efek cuaca cukup memukau. 

Kekurangan


Alur cerita agak lambat di awal: beberapa ulasan menyebut film ini memulai dengan tempo yang agak pelan sebelum “masuk ke inti masalah”. 
Beberapa visual tidak konsisten: meski banyak adegan yang indah, ada momen di mana detail animasi atau latar belakang terasa kurang halus dibanding scene yang lebih “dramatis”. 

Kompleksitas bisa membingungkan untuk pemula: orang yang tidak akrab dengan jalan cerita Conan, tokoh‐tokoh samping, atau setting organisasi rahasia mungkin butuh usaha lebih untuk memahami semua hubungan & motif. 

Tempo klimaks agak padat: banyak aksi di bagian akhir, beberapa twist disampaikan cepat, jadi terasa seperti “banyak yang harus dibungkus” dalam waktu terbatas. 

Pesan Moral


Beberapa pesan moral yang bisa diambil:

1. Pertanggungjawaban & penyesalan

Bagaimana tindakan masa lalu bisa punya konsekuensi besar, dan kalau tidak diselesaikan, bisa jadi beban emosional seumur hidup — seperti Yamato dengan lukanya, kehilangan ingatannya, dan Kogoro dengan teman lamanya.

2. Keadilan & kebenaran

Tak hanya memburu pelaku secara fisik, tetapi juga membuka fakta tersembunyi — siapa yang menyembunyikan apa, kenapa, dan bagaimana hukum serta prosedur (plea bargain, pengawasan agen keamanan, transparansi) memainkan peran penting.

3. Trauma & penyembuhan

Fisik dan ingatan yang rusak, bagaimana seseorang bisa kehilangan sebagian dari dirinya karena peristiwa traumatis, namun tetap ada harapan untuk pulih & mengungkap kebenaran.

4. Nilai kepercayaan & persahabatan

Persahabatan lama, kepercayaan antar kolega atau rekan kerja, dan betapa rasa kehilangan teman bisa memotivasi seseorang untuk bertindak demi kebenaran.

Kesimpulan


Secara keseluruhan, One-Eyed Flashback adalah salah satu film Conan yang sangat kuat dalam aspek emosi dan misteri. Kalau kamu penggemar lama seri ini, kamu akan menghargai perkembangan karakter, twist, dan nuansa personalnya. Sebaliknya, jika kamu hanya menonton film Conan sesekali, mungkin ada bagian yang terasa berat atau perlu fokus agar bisa mengikuti alur cerita penuh.


Baca Juga






Komentar